Home » » Waspadai 4 Perkara ini Dalam Bertauhid Kepada Allah SWT

Waspadai 4 Perkara ini Dalam Bertauhid Kepada Allah SWT

Posted by PENGAJIAN TAUHID on Sunday 19 February 2017


Bertauhid kepada Allah tidak hanya beriman atas apa yang harus kita imani, terkadang banyak orang yang cukup hanya beriman kepada Allah namun ilmu yang dikuasinya tidak memadai, sehingga kedepan timbulah yang namanya beberapa keraguan akan makna tauhid sesunggunya kepada Allah. Memang secara umum makna tauhid adalah "mengesakan Allah" dan kita harus esakan segala sesuatu tentang Allah, namun hal ini tidak mencukupi jika benar kita telah bertauhid sesungguhnya kepada-Nya. Ada berapa hal yang harus kita ketahui dan harus imani, hal ini penting karena musyrik tidak hanya mesekutukan Allah ada yang lain, namun mempercayai sedikit saja kepada sesuatu atau mengekalkannya seperti mengekalkan surga secara mutlaq daripada kekalnya Allah, hal ini tentulah sangat tidak benar. 

untuk itu didalam kitab Dusuqi memberi batasan dan berhati-hati terhadap empat perkara cara Tauhid yang harus dihindari. Jika ini terjadi maka tidak besar kemungkinan musrik kecil yang tidak kita sangka telah ada didalam iman kita. 

Didalam "Wahdahniyah" Allah ada beberapa ihwal yang tidak boleh dijadikan gambaran fikiran. Jika gambaran ini terjadi maka mengimaninya atau mempercayainya adalah perbuatan haram, bahkanpun jika gambaran tersebut terlintas maka sangat tidak pantas bagi seorang hamba untuk mentauhidkan Allah dalam imannya.

Imam Ad-Dusuqi mengatakan ada 4 gambaran haram dalam wahdaniyah Allah, yang tidak boleh ada pada diri seorang hamba :

Pertama :
 "AL-KAM MUTTASIL FI DZATIHI"
Maksudnya Allah itu tersusun dari segala ajza-nya, yaitu Allah itu berbilang, terhitung, tersusun dan memiliki dzat penyusun. Pemikiran semacam ini terhadap Allah sangat tidak dibolehkan.


Kedua :
 "AL-KAM MUNFASIL FI DZATIHI"
maksudnya Allah itu serupa seperti makhluk. Serupa dalam Dzat-Nya dan Diri-Nya. Ihwal ini menurut Imam Dusuqi tidak diperkenankan bagi seorang hamba untuk memikirkannya, baik penyerupaan dalam skala kecil ataupun besar.


Ketiga : 
"AL-KAM MUTTASIL FI SIFATIHI"
maksudnya Allah itu terhitung sifatnya, seperti Qudrat Allah yang memiliki bilangan, atau bahasa lainnya beliau memiliki dua sifat qudrat. Cara pandang seperti ini juga tidak diperbolehkan, karena eksistensi dua sisi jika terbentuk maka antara sisi yang satu dengan yang lainnya terdapat Ijabiyah (+) dan Salbiyah (-).


Ketiga : 
"AL-KAM MUNFASIL FI SIFATIHI"
maksudnya segala sifat Allah memiliki penyerupaan selain-Nya. Seperti Quadrat Allah yang memiliki sisi persamaan dari makhluk-Nya. Cara pandang ini pun juga tidak boleh terlintas dalam fikiran hamba.


Semua penjelasan diatas berkesimpulan bahwa apapun, dimanapun, dan kapanpun segala ihwal penyerupaan, persamaan, atau penisbahan yang tidak layak bagi-Nya sangatlah dilarang.

Sumber :
Kitab Hasyiah Dusuqi

Thanks for reading & sharing PENGAJIAN TAUHID

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Loading...
'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();