Home » » Bagaimana Bentuk Bidadari ?

Bagaimana Bentuk Bidadari ?

Posted by PENGAJIAN TAUHID on Sunday, 16 July 2017


Kita sering mendengar kata bidadari, jika terlintas nama bidadari sudah pasti yang terbayang dalam benak kita adalah cantik, putih, elok, dan sangat rupawan. Setiap manusia terutama laki-laki pastilah menginginkan wanita yang berparas seperti bidadari. Nama bidadari sudah menjadi patokan penilaian kalangan banyak orang terhadap wanita sebagai makna yang sangat cantik dan elok rupa, terkadang gelaran wanita yang disebut bidadari menjadi nilai lebih dari sekedar cantik bahkan lebih cantik dari yang dikira manusia. Namun tahukah anda, bahwa para bidadari-bidadari cantik yang kita lihat didunia ini adalah bidadari yang tidak ada bandingnya daripada bidadari surga, nilai kecantikan mereka diatas ribuan kali lipat dari bidadari dunia?, mereka memiliki sifat kesopanan, kepatuhan dan kebaikan yang luar biasa, mereka lebih hebat dari yang ada di dunia, lebih elok, dan memiliki akhlak paling mulia kepada para suaminya. Singkatnya, apa yang terdapat didalam diri para bidadari surga tidak ada bandingnya dari para bidadari dunia. Dan sekarang pertanyaan adalah siapakah sebenanrya mereka ini? Apa tujuan Allah menciptakan mereka? Terbuat dari bahan apakah mereka, tanah liat seperti manusia atau cahaya seperti malaikat ? lalu secantik apakah mereka didalam sana ? simak penjelasan dibawah ini.
  
NAMA BIDADARI
Asal kata “bidadari” berawal dari bahasa arab jawi “Budiyadari”. Para ulama jawi dahulu sering menyebutkan bidadari dengan budiyadari, asal nama ini sudah menjadi maklum bagi ulama terdahulu walaupun pada hakikatnya terdapat juga beberapa niskah kitab menuliskan dengan bidadari bukan budiyadari. Namun pada dasarnya nama bidadari atau budiyadari bukanlah asal dari nama arab atau berasal dari Al-Qur’an. Allah menyebutkan mereka dengan beberapa nama khusus, seperti “QASIRAAT” (As-Shafat : 48. Shad :52, Ar-Rahman :56, Al-Waqi’ah :72), selain itu mereka juga disebut dengan “HURUN ‘IN” (Ad-Dukhan : 54, At-Thur :20, Al-Waqi’ah : 22), dan KHAIIRATUN HISAN (Al-Waqi’ah : 70.). Selebihnya Allah menyebutkan mereka didalam Al-Qur’an dengan penggunaan kata “dhamir atau kata ganti”, dhamir yang digunakan didalamnya adalah Dhamir هُنَّ . Dalam bahasa Nahwu dhamir ini disebut dengan  Jamak Muannas Ghaibah, yang berarti penggunaan bentuk kata ganti untuk segala perempuan. Allah berfirman didalam al-Qur’an :

“Seakan-akan bidadari itu (seperti) permata yakut dan marjan” (Ar-Rahman : 58)

WARNA KULIT BIDADARI
Didalam kitab Kasful Ghaibiyah karya Syeikh Fadhil Zainul Abidin bin Muhammad Al-Fathani, menjelaskan bahwa  Allah SWT menciptakan setiap kelompok  bidadari dari empat warna kulit :
Bidadari Yang Berkulit Putih, Warna kulit ini Bidadari ini sangat banyak disebutkan didalam Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW. Al-Qur’an menyebutkan warna kulit putih mereka ini dibeberapa ayat al-Qur’an, yaitu didalam surat At-Thin :4, Ar-Rahman :72 dan 58. Namun diantara bidadari yang berkulit putih ada bidadari yang memiliki warna kulit lain, diantaranya juga adalah Bidadari Berkulit Kuning, Bidadari Berkulit Hijau, dan Bidadari  Berkulit Merah. Semua warna kulit mereka ini tidak dapat dibayangkan oleh manusia, hanya Allah yang Maha Mengetahuinya.

SIFAT BIDADARI
Setiap makhluk pasti memiliki sifat yang ditanamkan Allah, termasuk bidadari, Allah menanamkan sifat mereka dengan kesopanan dan pemalu. Dua sifat ini sangat wajar Allah tanamkan untuk mereka hal ini karena sifat-sifat tersebut adalah patokan utama dari seorang wanita yang baik dalam pandangan Allah. Itulah sebabnya Allah menanamkan sifat mereka dengan dua sifat tersebut, adapun sifat yang dimaksudkan diatas adalah pemalu dan sopan terhadap siapapun. Allah cantumkan sifat mereka didalam surat Ar-Rahman : 56-58 dan As-Shafat : 48  

DARI APA MEREKA TERCIPTA ?
Didalam kitab tersebut menjelaskan, Riwayat Hadist yang berasal dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW pernah besabda :
“Didalam surga tersebut terdapat bidadari yang disebut Aina, (mereka) dijadikan dari empat perkara (yaitu) Kasturi, kapur, ‘Anbar (sejenis bauan minyak wangi) dan za’faran, (keempat unsur tersebut) dicampurkan dengan tanah dengan air Ma-ul Hayah...”  

BERAPA JUMLAH BIDADARI ?
Hanya Allah yang mengetahui bagaimana jumlah mereka. Yang jelas para bidadari tercipta sangatlah banyak dan tidak dapat dihitung. Namun disini kita dapat mengira-ngira sebatas pada kemampuan kita, didalam beberapa riwayat Rasulullah SAW pernah menyebutkan bahwa mereka diberikan 2 bidadari bagi satu orang penghuni surga, sepertimana yang telah dijelaskan didalam HR Al-Bukhari no 3073 :
أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الْجَنَّةَ صُوْرَتُهُمْ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لاَ يَبْصُقُوْنَ فِيْهَا وَلاَ يَمْتَخِطُوْنَ وَلاَ يَتَغَوَّطُوْنَ آنِيَتُهُمْ فِيْهَا الذَّهَبُ أَمْشَاطُهُمْ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَمَجَامِرُهُمْ الألوة ورشحهم الْمِسْكُ وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُ سُوْقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحَسَنِ وَلَا اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوْبُهُمْ قَلْبُ رَجُلٍ وَاحِدٍ يُسَبِّحُوْنَ اللهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
“Rombongan yang pertama kali masuk surga bentuk mereka seperti bentuk rembulan di malam purnama, mereka tidak berludah, tidak beringus, tidak buang air. Bejana-bejana mereka dari emas, sisir-sisir mereka dari emas dan perak, pembakar gaharu mereka dari kayu india, keringat mereka beraroma misik, dan bagi setiap mereka dua orang istri, yang Nampak sum-sum betis mereka di balik daging karena kecantikan. Tidak ada perselisihan di antara mereka, tidak ada permusuhan, hati-hati mereka hati yang satu, mereka bertasbih kepada Allah setiap pagi dan petang”.
Disisi lain Rasulullah menyebutkan bahwa setiap ahli surga perorang diberikan 72 atau 70 bidadari Hal ini disebutkan didalam hadist Rasulullah SAW :
قد تبين ببقية الروايات أن الزوجين أقل ما يكون لساكن الجنة من نساء الدنيا، وأن أقل ما يكون له من الحور العين سبعون زوجة
“Telah jelas dengan riwayat-riwayat hadits yang lain bahwasanya minimal bagi penghuni surga dua orang istri dari wanita dunia dan 70 istri dari bidadari” (Torh At-Tatsriib 8/270).
Dalil pendapat ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً، إِنَّ لَهُ لَسَبْعَ دَرَجَاتٍ، وَهُوَ عَلَى السَّادِسَةِ، وَفَوْقَهُ السَّابِعَةُ، وَإِنَّ لَهُ لَثَلاَثَ مِائَةِ خَادِمٍ، ... وَإِنَّ لَهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لاَثْنَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً سِوَى أَزْوَاجِهِ مِنَ الدُّنْيَا، وَإِنَّ الْوَاحِدَةَ مِنْهُنَّ لَيَأْخُذ مَقْعَدُتهَا قَدْرَ مِيلٍ مِنَ الأَرْضِ
Sesungguhnya penghuni surga yang paling rendah kedudukannya memiliki tujuh derajat (tingkatan), dan ia berada di tingkat yang ke enam, di atasnya tingkat yang ketujuh. Ia memiliki tiga ratus pelayan… dan ia memiliki 72 istri dari al-huur al-‘iin (bidadari) selain istri-istrinya dari para wanita dunia. Dan salah seorang dari para bidadari tersebut tempat duduknya seukuran satu mil di dunia” (HR Ahmad 2/537 no 10945, hadits ini adalah hadits yang lemah, pada isnadnya ada perawi yang lemah yang bernama Syahr bin Hausyab)
Kitab Kasful ghabiyah menuliskan :
“Bahwa disebutkan dalam beberapa hadist Allah menganugrahkan sekurang-kurangnya bagi mukmin didalam surga sebanyak 80.000 bidadari sebagai budak dan 72 bidadari sebagai istri”.
Dari sedikit tidaknya penjelasan diatas, bahwa jumlah bidadari sangatlah banyak, tidak satupun manusia yang mengetahuinya melainkan Allah SWT. Yang jelas mereka sangatlah banyak, bahkan jumlah mereka 10 kali lipat dari jumlah manusia yang pernah hidup dibumi ini, mulai dari manusia dimasa Nabi Adam A.S hingga Nabi Muhammad SAW, mungkin bisa lebih dari pada itu.

BENTUK FISIK PADA BIDADARI
Setiap manusia tentu mempunya cara pandang menilai wanita dari sisi kecantikannya. Namun pada bidadari tidaklah demikian. Jika didunia kecantikan seorang wanita dapat berubah seketika maka kecantikan pada bidadari surga akan kekal selamanya. Kecantikan mereka semakin bersinar jika terus dilihat bagi para suaminya, selain itu mereka juga dihiasi oleh Allah berbagai macam perhiasan khusus pada anggota tubuhnya sehingga kecantikan mereka terus bertambah dan takkan pernah pudar. Didalam kitab Kasful Ghaibiyah menjelaskan :
“Setiap tangan mereka Allah berikan 10 gelang emas, setiap anak jarinya terdapat 10 cincin, dua kaki mereka terdapat 10 gelang permata dan intan”.
Keindahan bidadari juga diibaratkan seperti kaca atau cermin, keindahan mereka juga seolah-olah seperti gemilangan perhiasan yakut dan zamrud. Allah berfirman :

“Laksana Mutiara yang tersimpan baik” (Ar-Rahman : 23)

Rasulullah juga menyebutkan bahwa pipi mereka jika dilihat oleh kaum mukminin akan seperti kaca berkilap dan putih.
Mengenai bentuk tubuh mereka, Syeikh Zainul Abidin menjelaskan dalam kitabnya :
“Para bidadari dari kaki sampai kepada lutut terbuat dari unsur kemakma (sejenis harum-haruman dari surga), dari lutut hingga kepada dada mereka dari kasturi, dada hingga kepada tungguk mereka terbuat dari ‘anbar (sejenis haruman dari surga), dari tungguk hingga kepada kepalanya terbuat dari kapur”.
Kelebihan bidadari yang lain adalah mereka tidak akan pernah menjada, mereka terus suci dan khusus tercipta untuk calon suaminya saja. Allah juga menciptakan mereka selalu dalam keadaan perawan, jika calon suami mereka menyetubuhi mereka maka mereka akan kembali perawan. Allah berfirman didalam Al-Qur’an :
“Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.” (Al-Waqi’ah : 36)

Mengenai tinggi badan bidadari adalah dijaskan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :
“Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk surga seperti rembulan yang bersinar di malam purnama, kemudian rombongan berikutnya seperti bintang yang paling terang di langit, mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak membuang ludah, tidak beringus.... istri mereka adalah para bidadai, mereka semua dalam satu perangai, rupa mereka semua seperti rupa ayah mereka Nabi Adam, yang tingginya 60 hasta menjulang ke langit”. (H.R Al-Bukhari no. 3327)
Para bidadari tidak pernah tua dan umur mereka sama, tidak ada yang paling muda ataupun yang paling tua. Allah berfirman mengenai hal ini :

“Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.” (Shad : 52)

Rupa bidadari sangat cantik demikian juga mata mereka. Mereka memiliki mata yang sangat indah dan sangatlah jeli. Mengenai hal ini Allah berfirman :

“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (At-Thur : 20)
Allah juga mengatakan bahwa mereka selain cantik para bidadari jugalah sangat putih dan sangat bersih. Allah berfirman :

“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.” (Al-Waqi’ah : 72)

Para bidadari hanya khusus diciptakan bagi orang yang beriman, dari permulaan penciptaan mereka hingga masuknya para ahli surga nanti mereka belumnya tersentuh oleh siapapun termasuk jin. Allah berfirman :

“Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (Ar-Rahman : 56)

Selebihnya mengenai kecantikan mereka hanya pada Allah kembali segala pengetahuan, karena Allah lebih mengetahui akan segala sesuatu.

UNTUK SIAPA MEREKA DICIPTAKAN ?
Tentu jawabannya adalah untuk orang-orang yang beriman. Mereka yang menghabiskan hidupnya hanyalah untuk Allah, mereka terus beribadah sepanjang harinya, berdzikir, dan melaksanakan segala perintah Allah serta menjauhkan segala larangan Allah dan Rasul-Nya. Mereka inilah yang akan mendapatkan bidadari. Namun diantara banyak amalan shaleh yang diperintahkan oleh Allah, ada satu amalan yang cukup menjaminkan kita unutk menjadi pasangan bidadari di surga kelak, yang menakjubkan adalah amalan ini pernah disampaikan langsung oleh sebahagian bidadari untuk para calon suaminya didunia. Pesan ini didapati dalam sebuah kitab bernama Majalisus Saniyah yang diriwayatkan oleh Tsabit R.A, bahwa ia berkata :
“Bahwa ayahku selalu mendirikan shalat malam di kegelapan malam, lalu ia bercerita bahwa disuatu malam aku melihat seorang wanita yang tidak serupa sepertimana manusia, maka aku bertanya kepadanya : “siapa anda”, maka ia menjawab : “aku adalah Haura (bidadari)”, lalu aku berkata kepadanya : “Bolehkan diriku menikahimu”, ia menjawab “persiapkan maharku”, aku menjawab “Apa maharmu ?”, ia menjawab “Panjangkanlah ibadah Tahajjud”.
Selain itu Allah SWT juga menganugrahkan bidadari untuk setiap hamba Allah yang selalu menjalankan puasa ramdhannya dengan baik dan benar serta mengharapkan ridha Allah SWT. Yang jelas para calon suami yang dimaksudkan disini adalah mereka yang bertaqwa kepada Allah SWT, selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.  

APAKAH PEREMPUAN BERIMAN MENDAPATI BIDADARA ?
Tidak ada satupun riwayat A-Qur’an, Hadist ataupun riwayat kitab yang menjelaskan bahwa wanita shalehah akan mendapatkan lelaki yang bergelarkan bidadara. Yang jelas didalam beberapa riwaya dijelaskan bahwa wanita shalehah akan mendapatkan sama seperti laki-laki, yaitu mereka para golongan ahli surga yang shaleh. Menurut sebahagian ulama mengatakan bahwa wanita-wanita suci shaleh ini akan dibuat oleh Allah lebih cantik dari cantiknya bidadari. Berarti secara tidak langsung arti kata bidadari surga, sebenarnya adalah mereka juga yang akan menjadi istri-istri lelaki shaleh.

APA FUNGSI BIDADARI BAGI KEIMANAN KITA ?
Bidadari termasuk salah satu keajaiban kekuasaan Allah yang wajib kita imani. Selain itu bidadari masuk dalam katagori makhluk yang tak nampak saat didunia, alias mereka termasuk masuk dalm bab hal-hal ghaib. Tentunya kita sebagai umat muslim mempercayai pada hal-hal ghaib yang Allah ciptakan berkewajiban untuk mengimaninya. Jika tidak mengimani akan hal ini, maka sama artinya iman yang dianut kepada islam adalah tidak sah dan jika imannya tidak sah maka secara tidak langsung keislamannya kepada Allah juga menjadi terbatalkan. 




Artikel Tgk. Habibie M. Waly S.TH

Thanks for reading & sharing PENGAJIAN TAUHID

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Loading...
'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();