Kita sering
mendengar kata bidadari, jika terlintas nama bidadari sudah pasti yang
terbayang dalam benak kita adalah cantik, putih, elok, dan sangat rupawan. Setiap
manusia terutama laki-laki pastilah menginginkan wanita yang berparas seperti bidadari.
Nama bidadari sudah menjadi patokan penilaian kalangan banyak orang terhadap
wanita sebagai makna yang sangat cantik dan elok rupa, terkadang gelaran wanita
yang disebut bidadari menjadi nilai lebih dari sekedar cantik bahkan lebih
cantik dari yang dikira manusia. Namun tahukah anda, bahwa para bidadari-bidadari
cantik yang kita lihat didunia ini adalah bidadari yang tidak ada bandingnya daripada
bidadari surga, nilai kecantikan mereka diatas ribuan kali lipat dari bidadari
dunia?, mereka memiliki sifat kesopanan, kepatuhan dan kebaikan yang luar
biasa, mereka lebih hebat dari yang ada di dunia, lebih elok, dan memiliki akhlak
paling mulia kepada para suaminya. Singkatnya, apa yang terdapat didalam diri
para bidadari surga tidak ada bandingnya dari para bidadari dunia. Dan sekarang
pertanyaan adalah siapakah sebenanrya mereka ini? Apa tujuan Allah menciptakan
mereka? Terbuat dari bahan apakah mereka, tanah liat seperti manusia atau
cahaya seperti malaikat ? lalu secantik apakah mereka didalam sana ? simak penjelasan
dibawah ini.
NAMA BIDADARI
Asal kata
“bidadari” berawal dari bahasa arab jawi “Budiyadari”. Para ulama jawi dahulu
sering menyebutkan bidadari dengan budiyadari, asal nama ini sudah menjadi
maklum bagi ulama terdahulu walaupun pada hakikatnya terdapat juga beberapa niskah
kitab menuliskan dengan bidadari bukan budiyadari. Namun pada dasarnya nama
bidadari atau budiyadari bukanlah asal dari nama arab atau berasal dari
Al-Qur’an. Allah menyebutkan mereka dengan beberapa nama khusus, seperti “QASIRAAT”
(As-Shafat : 48. Shad :52, Ar-Rahman :56, Al-Waqi’ah :72), selain itu mereka
juga disebut dengan “HURUN ‘IN” (Ad-Dukhan : 54, At-Thur :20, Al-Waqi’ah
: 22), dan KHAIIRATUN HISAN (Al-Waqi’ah : 70.). Selebihnya Allah
menyebutkan mereka didalam Al-Qur’an dengan penggunaan kata “dhamir atau kata ganti”,
dhamir yang digunakan didalamnya adalah Dhamir هُنَّ .
Dalam bahasa Nahwu dhamir ini disebut dengan
Jamak Muannas Ghaibah, yang berarti penggunaan bentuk kata ganti untuk
segala perempuan. Allah berfirman didalam al-Qur’an :
“Seakan-akan bidadari itu (seperti)
permata yakut dan marjan” (Ar-Rahman : 58)
WARNA KULIT BIDADARI
Didalam kitab
Kasful Ghaibiyah karya Syeikh Fadhil Zainul Abidin bin Muhammad Al-Fathani,
menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan setiap
kelompok bidadari dari empat warna kulit
:
Bidadari
Yang Berkulit Putih, Warna kulit ini Bidadari ini sangat banyak disebutkan
didalam Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW. Al-Qur’an menyebutkan warna kulit putih
mereka ini dibeberapa ayat al-Qur’an, yaitu didalam surat At-Thin :4, Ar-Rahman
:72 dan 58. Namun diantara bidadari yang berkulit putih ada bidadari yang
memiliki warna kulit lain, diantaranya juga adalah Bidadari Berkulit Kuning,
Bidadari Berkulit Hijau, dan Bidadari
Berkulit Merah. Semua warna kulit mereka ini tidak dapat dibayangkan
oleh manusia, hanya Allah yang Maha Mengetahuinya.
SIFAT BIDADARI
Setiap makhluk
pasti memiliki sifat yang ditanamkan Allah, termasuk bidadari, Allah menanamkan
sifat mereka dengan kesopanan dan pemalu. Dua sifat ini sangat wajar Allah tanamkan
untuk mereka hal ini karena sifat-sifat tersebut adalah patokan utama dari
seorang wanita yang baik dalam pandangan Allah. Itulah sebabnya Allah
menanamkan sifat mereka dengan dua sifat tersebut, adapun sifat yang
dimaksudkan diatas adalah pemalu dan sopan terhadap siapapun. Allah cantumkan sifat
mereka didalam surat Ar-Rahman : 56-58 dan As-Shafat : 48
DARI APA MEREKA TERCIPTA ?
Didalam kitab
tersebut menjelaskan, Riwayat Hadist yang berasal dari Ibnu Abbas bahwa
Rasulullah SAW pernah besabda :
“Didalam
surga tersebut terdapat bidadari yang disebut Aina, (mereka) dijadikan dari
empat perkara (yaitu) Kasturi, kapur, ‘Anbar (sejenis bauan minyak wangi) dan
za’faran, (keempat unsur tersebut) dicampurkan dengan tanah dengan air Ma-ul
Hayah...”
BERAPA
JUMLAH BIDADARI ?
Hanya Allah
yang mengetahui bagaimana jumlah mereka. Yang jelas para bidadari tercipta
sangatlah banyak dan tidak dapat dihitung. Namun disini kita dapat
mengira-ngira sebatas pada kemampuan kita, didalam beberapa riwayat Rasulullah
SAW pernah menyebutkan bahwa mereka diberikan 2 bidadari bagi satu orang
penghuni surga, sepertimana yang telah dijelaskan didalam HR Al-Bukhari no 3073
:
أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الْجَنَّةَ صُوْرَتُهُمْ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ
لَيْلَةَ الْبَدْرِ لاَ يَبْصُقُوْنَ فِيْهَا وَلاَ يَمْتَخِطُوْنَ وَلاَ يَتَغَوَّطُوْنَ
آنِيَتُهُمْ فِيْهَا الذَّهَبُ أَمْشَاطُهُمْ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَمَجَامِرُهُمْ
الألوة ورشحهم الْمِسْكُ وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُ سُوْقِهِمَا
مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحَسَنِ وَلَا اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ
قُلُوْبُهُمْ قَلْبُ رَجُلٍ وَاحِدٍ يُسَبِّحُوْنَ اللهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
“Rombongan
yang pertama kali masuk surga bentuk mereka seperti bentuk rembulan di malam
purnama, mereka tidak berludah, tidak beringus, tidak buang air. Bejana-bejana
mereka dari emas, sisir-sisir mereka dari emas dan perak, pembakar gaharu
mereka dari kayu india, keringat mereka beraroma misik, dan bagi setiap mereka
dua orang istri, yang Nampak sum-sum betis mereka di balik daging karena
kecantikan. Tidak ada perselisihan di antara mereka, tidak ada permusuhan,
hati-hati mereka hati yang satu, mereka bertasbih kepada Allah setiap pagi dan
petang”.
Disisi lain
Rasulullah menyebutkan bahwa setiap ahli surga perorang diberikan 72 atau 70 bidadari
Hal ini disebutkan didalam hadist Rasulullah SAW :
قد تبين ببقية الروايات أن الزوجين أقل ما يكون لساكن الجنة من نساء الدنيا،
وأن أقل ما يكون له من الحور العين سبعون زوجة
“Telah
jelas dengan riwayat-riwayat hadits yang lain bahwasanya minimal bagi penghuni
surga dua orang istri dari wanita dunia dan 70 istri dari bidadari” (Torh
At-Tatsriib 8/270).
Dalil
pendapat ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً، إِنَّ لَهُ لَسَبْعَ دَرَجَاتٍ،
وَهُوَ عَلَى السَّادِسَةِ، وَفَوْقَهُ السَّابِعَةُ، وَإِنَّ لَهُ لَثَلاَثَ مِائَةِ
خَادِمٍ، ... وَإِنَّ لَهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لاَثْنَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً
سِوَى أَزْوَاجِهِ مِنَ الدُّنْيَا، وَإِنَّ الْوَاحِدَةَ مِنْهُنَّ لَيَأْخُذ مَقْعَدُتهَا
قَدْرَ مِيلٍ مِنَ الأَرْضِ
“Sesungguhnya penghuni surga yang paling rendah kedudukannya
memiliki tujuh derajat (tingkatan), dan ia berada di tingkat yang ke enam, di
atasnya tingkat yang ketujuh. Ia memiliki tiga ratus pelayan… dan ia memiliki
72 istri dari al-huur al-‘iin (bidadari) selain istri-istrinya dari para wanita
dunia. Dan salah seorang dari para bidadari tersebut tempat duduknya seukuran
satu mil di dunia” (HR Ahmad 2/537 no 10945, hadits ini adalah hadits yang
lemah, pada isnadnya ada perawi yang lemah yang bernama Syahr bin Hausyab)
Kitab Kasful
ghabiyah menuliskan :
“Bahwa
disebutkan dalam beberapa hadist Allah menganugrahkan sekurang-kurangnya bagi
mukmin didalam surga sebanyak 80.000 bidadari sebagai budak dan 72 bidadari
sebagai istri”.
Dari sedikit tidaknya
penjelasan diatas, bahwa jumlah bidadari sangatlah banyak, tidak satupun
manusia yang mengetahuinya melainkan Allah SWT. Yang jelas mereka sangatlah
banyak, bahkan jumlah mereka 10 kali lipat dari jumlah manusia yang pernah
hidup dibumi ini, mulai dari manusia dimasa Nabi Adam A.S hingga Nabi Muhammad
SAW, mungkin bisa lebih dari pada itu.
BENTUK
FISIK PADA BIDADARI
Setiap
manusia tentu mempunya cara pandang menilai wanita dari sisi kecantikannya.
Namun pada bidadari tidaklah demikian. Jika didunia kecantikan seorang wanita
dapat berubah seketika maka kecantikan pada bidadari surga akan kekal
selamanya. Kecantikan mereka semakin bersinar jika terus dilihat bagi para
suaminya, selain itu mereka juga dihiasi oleh Allah berbagai macam perhiasan
khusus pada anggota tubuhnya sehingga kecantikan mereka terus bertambah dan
takkan pernah pudar. Didalam kitab Kasful Ghaibiyah menjelaskan :
“Setiap
tangan mereka Allah berikan 10 gelang emas, setiap anak jarinya terdapat 10
cincin, dua kaki mereka terdapat 10 gelang permata dan intan”.
Keindahan
bidadari juga diibaratkan seperti kaca atau cermin, keindahan mereka juga
seolah-olah seperti gemilangan perhiasan yakut dan zamrud. Allah berfirman :
“Laksana Mutiara yang tersimpan baik” (Ar-Rahman
: 23)
Rasulullah juga
menyebutkan bahwa pipi mereka jika dilihat oleh kaum mukminin akan seperti kaca
berkilap dan putih.
Mengenai
bentuk tubuh mereka, Syeikh Zainul Abidin menjelaskan dalam kitabnya :
“Para
bidadari dari kaki sampai kepada lutut terbuat dari unsur kemakma (sejenis
harum-haruman dari surga), dari lutut hingga kepada dada mereka dari kasturi,
dada hingga kepada tungguk mereka terbuat dari ‘anbar (sejenis haruman dari
surga), dari tungguk hingga kepada kepalanya terbuat dari kapur”.
Kelebihan
bidadari yang lain adalah mereka tidak akan pernah menjada, mereka terus suci
dan khusus tercipta untuk calon suaminya saja. Allah juga menciptakan mereka
selalu dalam keadaan perawan, jika calon suami mereka menyetubuhi mereka maka
mereka akan kembali perawan. Allah berfirman didalam Al-Qur’an :
“Dan
Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.” (Al-Waqi’ah : 36)
Mengenai
tinggi badan bidadari adalah dijaskan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :
“Sesungguhnya
rombongan pertama yang masuk surga seperti rembulan yang bersinar di malam
purnama, kemudian rombongan berikutnya seperti bintang yang paling terang di
langit, mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak membuang
ludah, tidak beringus.... istri mereka adalah para bidadai, mereka semua dalam
satu perangai, rupa mereka semua seperti rupa ayah mereka Nabi Adam, yang
tingginya 60 hasta menjulang ke langit”. (H.R Al-Bukhari no. 3327)
Para bidadari
tidak pernah tua dan umur mereka sama, tidak ada yang paling muda ataupun yang
paling tua. Allah berfirman mengenai hal ini :
“Dan
pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan
sebaya umurnya.” (Shad :
52)
Rupa bidadari sangat cantik
demikian juga mata mereka. Mereka memiliki mata yang sangat indah dan sangatlah
jeli. Mengenai hal ini Allah berfirman :
“Mereka bertelekan
di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan
bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (At-Thur : 20)
Allah juga mengatakan bahwa
mereka selain cantik para bidadari jugalah sangat putih dan sangat bersih.
Allah berfirman :
“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam
rumah.” (Al-Waqi’ah
: 72)
Para
bidadari hanya khusus diciptakan bagi orang yang beriman, dari permulaan
penciptaan mereka hingga masuknya para ahli surga nanti mereka belumnya
tersentuh oleh siapapun termasuk jin. Allah berfirman :
“Di
dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya,
tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga
yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (Ar-Rahman : 56)
Selebihnya
mengenai kecantikan mereka hanya pada Allah kembali segala pengetahuan, karena
Allah lebih mengetahui akan segala sesuatu.
UNTUK
SIAPA MEREKA DICIPTAKAN ?
Tentu
jawabannya adalah untuk orang-orang yang beriman. Mereka yang menghabiskan
hidupnya hanyalah untuk Allah, mereka terus beribadah sepanjang harinya,
berdzikir, dan melaksanakan segala perintah Allah serta menjauhkan segala
larangan Allah dan Rasul-Nya. Mereka inilah yang akan mendapatkan bidadari. Namun
diantara banyak amalan shaleh yang diperintahkan oleh Allah, ada satu amalan
yang cukup menjaminkan kita unutk menjadi pasangan bidadari di surga kelak,
yang menakjubkan adalah amalan ini pernah disampaikan langsung oleh sebahagian
bidadari untuk para calon suaminya didunia. Pesan ini didapati dalam sebuah
kitab bernama Majalisus Saniyah yang diriwayatkan oleh Tsabit R.A, bahwa ia
berkata :
“Bahwa
ayahku selalu mendirikan shalat malam di kegelapan malam, lalu ia bercerita
bahwa disuatu malam aku melihat seorang wanita yang tidak serupa sepertimana
manusia, maka aku bertanya kepadanya : “siapa anda”, maka ia menjawab : “aku
adalah Haura (bidadari)”, lalu aku berkata kepadanya : “Bolehkan diriku
menikahimu”, ia menjawab “persiapkan maharku”, aku menjawab “Apa maharmu ?”, ia
menjawab “Panjangkanlah ibadah Tahajjud”.
Selain itu
Allah SWT juga menganugrahkan bidadari untuk setiap hamba Allah yang selalu
menjalankan puasa ramdhannya dengan baik dan benar serta mengharapkan ridha
Allah SWT. Yang jelas para calon suami yang dimaksudkan disini adalah mereka
yang bertaqwa kepada Allah SWT, selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi
segala larangan-Nya.
APAKAH
PEREMPUAN BERIMAN MENDAPATI BIDADARA ?
Tidak ada
satupun riwayat A-Qur’an, Hadist ataupun riwayat kitab yang menjelaskan bahwa
wanita shalehah akan mendapatkan lelaki yang bergelarkan bidadara. Yang jelas
didalam beberapa riwaya dijelaskan bahwa wanita shalehah akan mendapatkan sama
seperti laki-laki, yaitu mereka para golongan ahli surga yang shaleh. Menurut
sebahagian ulama mengatakan bahwa wanita-wanita suci shaleh ini akan dibuat
oleh Allah lebih cantik dari cantiknya bidadari. Berarti secara tidak langsung
arti kata bidadari surga, sebenarnya adalah mereka juga yang akan menjadi
istri-istri lelaki shaleh.
APA FUNGSI
BIDADARI BAGI KEIMANAN KITA ?
Bidadari termasuk
salah satu keajaiban kekuasaan Allah yang wajib kita imani. Selain itu bidadari
masuk dalam katagori makhluk yang tak nampak saat didunia, alias mereka
termasuk masuk dalm bab hal-hal ghaib. Tentunya kita sebagai umat muslim
mempercayai pada hal-hal ghaib yang Allah ciptakan berkewajiban untuk mengimaninya.
Jika tidak mengimani akan hal ini, maka sama artinya iman yang dianut kepada
islam adalah tidak sah dan jika imannya tidak sah maka secara tidak langsung
keislamannya kepada Allah juga menjadi terbatalkan.
Artikel Tgk. Habibie M. Waly S.TH
Thanks for reading & sharing PENGAJIAN TAUHID
0 komentar:
Post a Comment